Stop Bullying
Saat duduk di bangku kelas enam sekolah dasar aku juga pernah mengalami kasus bullying dari beberapa teman sekolah. Setiap pulang sekolah aku pasti diledekin oleh beberapa teman sekelas yang kebetulan rumahny searah denganku. Aku tidak tahu kenapa mereka senang sekali meledekku. Mungkin karena aku anak baru di sekolah dan lingkungan tersebut atau mungkin juga karena mereka ingin menguji nyaliku sehubungan dengan profesi ayahku sebagai pensiunan TNI dan seorang pelatih Wu Shu saat itu.
Setiap pulang sekolah aku selalu berusaha menghindari dari teman-temanku itu. Tapi mereka sangat cerdik di sekolah mereka tetap mengajakku berteman tapi ketika pulang sekolah dan di dalam perjalanan mereka sengaja memancing-mancingku untuk berantem. Apalagi salah satu dari mereka yang bernama Naomi dan berperangai seperti anak laki-laki sangat senang menantangku berkelahi. Bila aku menghindar ia pasti mengejarku dan mendorong-dorongku memancing amarahku untuk berkelahi. Tapi tentu saja aku tidak pernah meladeninya karena jujur saja aku sangat takut dan tidak tahu bagaimana membela diri. Yeah, walaupun ayahku saat itu seorang pelatih wushu tapi aku tidak sejago ayahku. Dan itu berlangsung cukup lama.
Suatu hari ketika jam istirahat sedang berlangsung, aku, Naomi dan beberapa teman sedang bermain dalam kelas. Kami baru saja menyelesaikan ulangan teori P.E. Ketika kami sedang asik bercerita, Pak Alex guru olahraga tersebut datang membawakan hasil ulangan. Kami langsung saja menyambut dengan gembira. Ternyata nilaiku tidak jauh berbeda dengan nilai Naomi dan teman-temannya. Sebenarnya nilai mereka itu adalah hasil kerja sama alias menyontek, namun Naomi sangat bangga dengan nilainya tersebut. Tiba-tiba salah seorang teman celetuk kalau nilainya itu hasil mencontek. Mendengar hal tersebut Naomi melotot kearah teman tadi. Namun entah kenapa tiba-tiba timbul niat dalam diriku untuk memprotes kecurangan mereka. Dan tanpa rasa takut aku langsung menyela kalau nilainya itu hasil kecurangan. Mendengar selaanku Naomi bukan hanya melotot tapi langsung berlari kearahku dengan amarah besar.
" Apa kata lu??!!!" ujarnya dengan emosi meluap-luap.
" Emang iya, nilai lu kan bagus karena nyontek." sahutku. Rasa takut mulai menerpaku saat itu tapi aku tidak bisa mundur lagi. Kepalang basah.
Melihatku menantangnya Naomi langsung mencengkram kerah bajuku. Dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku akhirnya mengikuti gayanya saja. Aku balas mencengkram kerah bajunya. Melihatku semakin berani, ia mundur sedikit dan sambil bertopang pada meja di kedua sisinya, ia setengah melompat menendangku. Refleks aku menghindari dengan mundur. Tendangannya hanya sekilas mengenai lututku. Lalu dengan berani aku melakukan hal yang sama. Dengan bertopang pada kedua meja disisiku aku melompat dan menendangnya. Karena tidak menyadari kalau aku akan membalas menendangnya ia tidak sempat menghindar dan akibatnya tendanganku mendarat di dadanya. Dan diluar dugaanku, bukannya terjadi perkelahian yang besar tapi sebaliknya ia malah menangis keras-keras sambil memegang dadanya. Sekarang ketakutanku bukan kepada dia tapi kepada wali kelas yang akan menghukumku bila sampai ketahuan. Sebenarnya aku merasa saat itu tendanganku tidak benar-benar kuat tapi anak itu saja yang berlebihan, mungkin dia malu karena tidak mampu menghindar dari tendanganku atau mungkin dia kini takut karena aku berani melawannya. Untung saja kejadian itu tidak sampai diketahui oleh wali kelas.
Sejak kejadian itu Naomi dan teman-teman yang lain tidak berani menindasku lagi. Mereka malah benar-benar menjadi temanku. Dan dari kejadian itu aku tumbuh menjadi orang pemberani. Aku tidak akan menindas orang lain tapi aku juga tidak akan diam bila ada orang yang ingin menindasku. Nah, bila kamu dibullying oleh teman-temanmu kamu harus melawannya. Bila kamu tidak cukup kuat menyelesaikannya sendiri carilah orang yang bisa membantumu menuntaskan masalahmu, dengan begitu kamu akan tumbuh menjadi orang yang kuat dan tidak mencari orang lain untuk membalas sakit hatimu. Hentikan bullying dengan menghentikan orang yang membullying kamu. Dan kekuatan itu harus dari dalam dirimu. ^_^
Setiap pulang sekolah aku selalu berusaha menghindari dari teman-temanku itu. Tapi mereka sangat cerdik di sekolah mereka tetap mengajakku berteman tapi ketika pulang sekolah dan di dalam perjalanan mereka sengaja memancing-mancingku untuk berantem. Apalagi salah satu dari mereka yang bernama Naomi dan berperangai seperti anak laki-laki sangat senang menantangku berkelahi. Bila aku menghindar ia pasti mengejarku dan mendorong-dorongku memancing amarahku untuk berkelahi. Tapi tentu saja aku tidak pernah meladeninya karena jujur saja aku sangat takut dan tidak tahu bagaimana membela diri. Yeah, walaupun ayahku saat itu seorang pelatih wushu tapi aku tidak sejago ayahku. Dan itu berlangsung cukup lama.
Suatu hari ketika jam istirahat sedang berlangsung, aku, Naomi dan beberapa teman sedang bermain dalam kelas. Kami baru saja menyelesaikan ulangan teori P.E. Ketika kami sedang asik bercerita, Pak Alex guru olahraga tersebut datang membawakan hasil ulangan. Kami langsung saja menyambut dengan gembira. Ternyata nilaiku tidak jauh berbeda dengan nilai Naomi dan teman-temannya. Sebenarnya nilai mereka itu adalah hasil kerja sama alias menyontek, namun Naomi sangat bangga dengan nilainya tersebut. Tiba-tiba salah seorang teman celetuk kalau nilainya itu hasil mencontek. Mendengar hal tersebut Naomi melotot kearah teman tadi. Namun entah kenapa tiba-tiba timbul niat dalam diriku untuk memprotes kecurangan mereka. Dan tanpa rasa takut aku langsung menyela kalau nilainya itu hasil kecurangan. Mendengar selaanku Naomi bukan hanya melotot tapi langsung berlari kearahku dengan amarah besar.
" Apa kata lu??!!!" ujarnya dengan emosi meluap-luap.
" Emang iya, nilai lu kan bagus karena nyontek." sahutku. Rasa takut mulai menerpaku saat itu tapi aku tidak bisa mundur lagi. Kepalang basah.
Melihatku menantangnya Naomi langsung mencengkram kerah bajuku. Dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku akhirnya mengikuti gayanya saja. Aku balas mencengkram kerah bajunya. Melihatku semakin berani, ia mundur sedikit dan sambil bertopang pada meja di kedua sisinya, ia setengah melompat menendangku. Refleks aku menghindari dengan mundur. Tendangannya hanya sekilas mengenai lututku. Lalu dengan berani aku melakukan hal yang sama. Dengan bertopang pada kedua meja disisiku aku melompat dan menendangnya. Karena tidak menyadari kalau aku akan membalas menendangnya ia tidak sempat menghindar dan akibatnya tendanganku mendarat di dadanya. Dan diluar dugaanku, bukannya terjadi perkelahian yang besar tapi sebaliknya ia malah menangis keras-keras sambil memegang dadanya. Sekarang ketakutanku bukan kepada dia tapi kepada wali kelas yang akan menghukumku bila sampai ketahuan. Sebenarnya aku merasa saat itu tendanganku tidak benar-benar kuat tapi anak itu saja yang berlebihan, mungkin dia malu karena tidak mampu menghindar dari tendanganku atau mungkin dia kini takut karena aku berani melawannya. Untung saja kejadian itu tidak sampai diketahui oleh wali kelas.
Sejak kejadian itu Naomi dan teman-teman yang lain tidak berani menindasku lagi. Mereka malah benar-benar menjadi temanku. Dan dari kejadian itu aku tumbuh menjadi orang pemberani. Aku tidak akan menindas orang lain tapi aku juga tidak akan diam bila ada orang yang ingin menindasku. Nah, bila kamu dibullying oleh teman-temanmu kamu harus melawannya. Bila kamu tidak cukup kuat menyelesaikannya sendiri carilah orang yang bisa membantumu menuntaskan masalahmu, dengan begitu kamu akan tumbuh menjadi orang yang kuat dan tidak mencari orang lain untuk membalas sakit hatimu. Hentikan bullying dengan menghentikan orang yang membullying kamu. Dan kekuatan itu harus dari dalam dirimu. ^_^
Comments
Post a Comment