Berani Bicara di Depan Umum - Public Speaking (1)


Setiap orang pernah mengalami yang namanya gugup saat berbicara di depan umum. Hal ini terjadi tidak hanya pada para pemula, tapi  mereka yang sudah sering berbicara di depan umum pun terkadang masih dihinggapi rasa gugup. 
Saat tampil di depan umum pertama kali, kita biasanya langsung dihinggapi perasaan gugup. Dan hal ini ditandai dengan bibir yang terasa beku, lidah keluh, perut mulas, jantung berdebar dan bahkan keluar keringat dingin.
Walau sudah sering tampil dan mengajar di depan kelas, ternyata saya pernah juga dihinggapi perasaan gugup. Ini terjadi saat saya akan mensosialisasi program dari partai tempat saya berpolitik. Dan saya menyadari kegugupan saya itu muncul karena sekian pasang mata yang saya jumpai tersebut adalah orang-orang yang belum saya kenali dengan baik. Dan tentu saja ini tidak pernah terjadi di kelas, karena murid-murid saya adalah orang-orang yang sudah saya kenal. Setidaknya hampir setiap hari kami bertemu dan berbicara.
Nah, dari pengalaman ini ada beberapa hal yang ingin saya bagikan untuk kamu yang ingin tampil dan berbicara di depan umum. Terutama kamu yang masih pemula. 

1. Kuasai apa yang akan kamu bicarakan. 

Penting sekali buat kamu untuk melakukan persiapan sebelum berbicara di depan umum. Caranya yaitu dengan mencari info atau referensi atau bahan sebanyak-banyaknya baik itu dari internet, koran, majalah, buku, radio maupun televisi. Dengan persiapan yang mantap kamu akan bisa berbicara dengan penuh percaya diri dan ketika ada pendengar yang mengajukan pertanyaan, kamu akan mudah menjawabnya dan tidak kelabakkan.

2. Kenali siapa pendengarmu.
  
Seperti pengalaman yang saya utarakan sebelumnya, bahwa mengenal pendengar kita itu juga sangat penting. Dengan begitu kita akan terhindar dari rasa gugup sekalipun hanya sesaat. Untuk itu sebelum kita tampil di depan pendengar kita, kita perlu mencari informasi yang cukup tentang pendengar kita; apakah mereka adalah kumpulan anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Kemudian kita juga perlu mencari tahu tingkat pendidikannya; apakah mereka adalah orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, menengah atau hanya memiliki latar belakang pendidikan dasar. Kenapa hal ini penting juga kita ketahui; agar kita bisa menyesuaikan materi, gaya bicara, sikap dan gaya busana kita. Sebab tampil di depan para petani atau nelayan tidaklah sama dengan ketika kita tampil di depan para mahasiswa atau para CEO atau para pejabat.  


3. Sisipkan humor. 

Untuk menciptakan suasana yang lebih hidup kita juga bisa sisipkan humor dalam pembicaraan kita. Namun untuk yang satu ini tidak wajib hukumnya. Justru kita harus melihat situasi dan kondisinya. Jika situasi memungkinkan kita bisa menyisipkan humor yang berkaitan dengan pembicaraan kita. Ide ceritanya bisa dari mana saja; bisa dari pergaulan, di kedai kopi, atau juga dari rubrik humor koran atau majalah. Tapi perlu kita ingatkan diri untuk tidak berlebihan atau teatrikal dalam melontarkan humor. Karena saat itu kita sedang tampil sebagai pembicara dan bukan sebagai stand up comedy. Selain perlunya mempertimbangkan masalah situasi, kita juga perlu mempertimbangkan kondisi kita sendiri; apakah kita tipe orang yang bisa melucu atau tidak. Hati-hati jika kita bukan tipe orang yang bisa melucu, jangan paksakan diri. Ini buat kebaikan kita sendiri agar tidak dianggap ‘garing’ oleh pendengar.


4. Ungkapkan dari hati.

Apapun yang kita katakan bila itu dari hati biasanya akan lebih efektif dan tepat sasaran. Untuk itu kita perlu menempatkan diri kita sebagai bagian dari pendengar kita dengan bersikap bersahabat. Dan kita lebih baik menggunakan kata ‘kita’ dari pada ‘saya’ atau ‘anda’ saat memberikan opini atau pendapat. 


5. Lakukan kontak mata.

Kontak mata harus kita lakukan agar pendengar kita merasa ikut dilibatkan dalam pembicaraan kita. Ini bisa kita lakukan dengan menatap langsung ke setiap mata para pendengar kita selama tiga detik. Atau dengan menebar pandangan kita ke seluruh ruangan. Tidak sulit kan? 








Comments

Popular Posts